Minggu, 30 September 2012

RISET PARTISIPATORIS SEBAGAI RISET PEMBEBASAN


RISET PARTISIPATORIS
SEBAGAI RISET PEMBEBASAN

Oleh : Abdur Rozaki


(Peneliti Institute for Research and Empowerment-IRE Yogyakarta
 dan Dosen Universitas Islam Negeri/UIN Sunan Kalijaga YK)


A. Pendahuluan

  1. Dalam rentang waktu yang begitu lama, ‘dunia’ penelitian seolah menjadi milik para akademisi (kampus). Hal ini karena kebanyakan para pemikir atau ilmuwan besar lahir dan berada di kampus. Para intelektual (kampus) memiliki peran yang besar dalam proses perubahan sosial mengerakkan kelembagaan negara, pasar dan masyarakat. Konteks ini telah memunculkan debat berkepanjangan berkenaan dengan posisi kaum cendekia atau intelektual apakah berada dalam posisi sebagai pendukung kekuasaan atau sebagai pembela atas korban kekuasaan (negara dan pasar).

  1. Para intelektual kampus ini memiliki labelitas sebagai insan akademis yang mengedepankan cara berfikir ilmiah sehingga muncul klaim seolah hanya para akedemisi yang paling shahih atau absah melahirkan ilmu pengetahuan. Posisi pihak yang berada di luar kampus sebagai yang lain (the others) yang tak berpengetahuan ilmiah. Posisi ini tentu saja melahirkan relasi kuasa pengetahuan. Status kepakaran seorang ilmuwan yang memiliki keahlian tertentu jauh memiliki pengaruh dibandingkan dengan suara rakyat kebanyakan.

  1. Posisi inilah yang  kemudian memunculkan dilema karena banyak ilmuwan yang melakukan penghianatan, tidak membela kebenaran tapi condong membela nafsu dan kekuasaan yang serakah. Misalnya, di masa Orde Baru dan Orde Reformasi dengan bahasa hasil riset berupaya melegitimasi kekuasaan seraya mengorbankan pendapat atau aspirasi rakyat kebanyakan.   

  1. Dalam beberapa dasawarsa terakhir lahir intelektual generasi baru, apakah itu di dalam kampus atau mereka yang berkiprah di luar kampus dengan menjadi bagian dari kekuatan civil society melancarkan suara kritis, riset yang kritis untuk mendorong tindakan pembebasan atas kolonisasi, kapitalisasi atas masyarakat. Khususnya yang berada di negara berkembang. Para intelektual yang melakukan gerakan sosial kritis ini oleh Gramsci disebut sebagai intelektual organik, yakni intelektual yang berpihak pada rakyat. Nama-nama generasi ini populer di publik seperti Vandana Siva, Maria Mies, Linda Tuhiwai Smith, Rajes Tandon, Mansour Faqih, dll.


B. Bagaimana (ilmu) Pengetahuan lahir
dan Direproduksi?


Secara sederhana ada dua model pengetahuan yang berkembang di dalam masyarakat. Pertama, pengetahuan yang direproduksi oleh masyarakat awam (pengetahuan praktis). Bentuknya melalui percakapan, gosip dan sejenisnya. Kedua, pengetahuan yang direproduksi kaum akademisi melalui pendekatan metodologis dan sistematis yang melahirkan pengetahuan teoritis. Aspek metodologis menjadi kata kunci yang membedakan bentuk atau jenis (ilmu) pengetahuan di dalam mendorong keberpihakan. Apakah nantinya berpihak pada ilmu untuk ilmu, ilmu untuk kekuasaan atau ilmu untuk mendorong pembebasan atas perbaikan nasib rakyat.



C. Jenis Metodologi Penelitian ;

Ada empat jenis metodologi penelitian yang selama ini berkembang, yakni :

  1. Metodologi penelitian akademis (academic research): bertujuan untuk memperkaya pengetahuan tentang kenyataan sosial, melalui metode yang menjadikan masyarakat sebagai obyek kajian. Prinsip yang dikedepankan adalah obyektifitas, netralitas sebagai turunan dari filosofi ‘ilmu harus bebas nilai’. Hasilnya adalah ilmu untuk kemajuan ilmu pengetahuan itu sendiri dan dapat dipergunakan oleh siapa saja.

  1. Metodologi penelitian kebijakan (policy research); bertujuan untuk melaksanakan rekayasa sosial. Umumnya dilakukan oleh para politisi, dan birokrasi pemerintah dalam melakukan program-program pembangunan di tengah masyarakat.  

  1. Metodologi penelitian semi partisipatoris; bertujuan untuk membongkar pengetahuan yang melegitimasi praktek pembangunan yang menindas rakyat kecil, membangun kesadaran kritis terhadap kelompok sasaran. Namun belum sampai pada upaya untuk melakukan transformasi sosial.

  1. Metodologi penelitian partisipatoris (partisipatory research); bertujuan untuk membongkar pengetahuan yang melegitimasi praktek pembangunan yang menindas rakyat kecil sambil melakukan proses transformasi sosial. Metode yang digunakan partisipatif, yakni peneliti dengan masyarakat yang diteliti memiliki kesetaraan dan saling bekerjasama. Di sini  masyarakat (perwakilan) diposisikan sebagai peneliti atas kasus yang alaminya. Hasil yang diharapkan adalah adanya tindakan kritis untuk mendorong perubahan sosial yang memperkuat warga atau komunitas yang marginal. Umumnya metodologi ini digunakan oleh aktivis NGO dan intelektual organik.


D. Bagaimanakah Perbedaan Posisi dan
Paradigma antar Metodologi?

Bagan 1.1
Dilihat Berdasarkan Posisi

Posisi
  Konvensional
  Semi Partisipatoris
        Partisipatoris
Tujuan
sekedar ingin mengetahui suatu permasalahan social
Memahami permasalahan sosial secara kritis
Ingin mengetahui permasalahan dan juga ingin berusaha mengubah realitas social itu menjadi lebih baik
Peneliti
antara peneliti dengan yang diteliti ada jarak& hierarki (peneliti sbg subyek yang diteliti sebagai obyek
Ada proses penyadaran antara peneliti dengan sasaran yang diteliti
peneliti dengan yang diteliti menjadi satu bagian yang tidak terpisah
Kasus
peneliti yang menentukan rumusan masalah dan instrument penelitian
Peneliti merumuskan masalah, namun ada umban balik terhadap sasaran yang diteliti
permasalahan dirumuskan secara bersama & jawabannya pula. Juga kesimpulan juga dilakukan secara bersama
Sifat
cenderung positivistik
semi transformatif
transformatif
Responden
pasif
semi aktif
aktif
Hasil
cenderung kuantitatif
kualitatif
kualitatif

Bagan 1.2
Dilihat Berdasarkan Kontrol dan Proses
(perolehan+penjelasan) Pengetahuan

                Riset Klasik
             Riset Partisipatif
        
                       Peneliti
                    Profesional
 



situasi                             para pelaku
sosial                            (para obyek)


               Para Pelaku
              (para subyek)
     


situasi                            peneliti
sosial
Bagan 1.3
Perbedaan Paradigma



Langkah Riset
Riset Akademis
Riset Kebijakan
Riset Partisipatoris

P M             Apa
I  A
L S
I  A
H L
A A
N H
                    Siapa



Pilihan didasarkan
atas kepentingan
dan disiplin peneliti
profesional



Peneliti
Profesional

Pilihan ditentutan
atas dasar berbagai
kebutuhan administratif dari klien


Klien (yang berada
di luar 
permasalahan)

Pilihan ditentukan
atas dasar
permasalahan yang langsung dirasakan



Bersama: para
aktor dan peneliti profesional

P  M            Apa
I   E
L  T
I   O
H  D
A  E
N
                   Siapa




Desain riset
ekspremental, pe-manfaatan instrumen andal dan
analisa statistik 


Peneliti profesional

Desain riset lapan-
gan quasi ekspre-
mental, instrumen
andal, dan analisis
statistik


Peneliti profesional

Disain riset berda-
sar konsensus,
pemanfaatan instru-
men empatik,
metode analisis
kompleks

Bersama: para
aktor  dan peneliti
profesional

P  H             Apa
I   A
L  S
I    I
H  L
A
N

                   Siapa



Publikasi
(presentasi dalam
seminar para ahli)





Peneliti profesional

Laporan (kepada
klien) atau publikasi
(bila si peneliti me-
Lakukan negoisasi)




Klien (terutama)

Perubahan situasi,
peningkatan penge-
tahuan dan kemam-
puan para aktor
untuk melihat dan
mengubah situasi
mereka

Bersama: aktor dan
peneliti profesional






E. Mengapa Harus Riset Partisipatoris?

Konteks 1.
  1. Selama ini banyak sekali hasil penelitian yang tidak berpihak pada masyarakat yang diteliti. Misalnya, kasus pendekatan pembangunan pertanian melalui Green Revolution.

  1. Hasil penelitian lebih berpihak pada kepentingan peneliti atau funding (pemberi dana) dibandingkan dengan masyarakat yang diteliti


  1. Hasil penelitian melegetimasi dan  mereproduksi pengetahuan perihal kuasa yang dapat mengkonstruksi pikiran, perilaku individu dan komunitas di dalam masyarakat. Filosuf Francois Bacon mengatakan, “Knowlegde is Power”. Habermas mengatakan, “ilmu pengetahuan tidak bebas nilai, di dalamnya terselubung kepentingan atau ideologi”.

Konteks 2.
  1. Proses penelitian harus menjadi proses penyadaran, baik bagi mereka yang disebut ‘subyek’ penelitian (pakar sosial) maupun ‘obyek’ penelitian (masyarakat sebagai kelompok sasaran.

  1. Membongkar ideologi atau selubung kepentingan dibalik kinerja ilmu pengetahuan sangat penting untuk melahirkan pikiran kritis dan tindakan pembebasan membela kaum mustaddafin.

  1. Agar masyarakat memiliki pengetahuan kritis, menjadi subyek penelitian bukannya obyek penelitian. Hanya dengan pengetahuan kritis akan lahir tindakan yang kritis pula.

  1. Gerakan sosial baru dapat terwujud dengan kuat dengan cara proses pelibatan secara langsung aktor di dalam masyarakat sendiri dalam menguarai permasalahan dan solusi yang dihadapinya. Vandana Siva mengatakan, “Jika anda ingin mengetahui sesuatu, maka rasakanlah’.












F. Bagaimana Langkah-Langkah Melakukan Riset Partisipatoris?

Langkah-langkah untuk melakukan dapat digambarkan
dalam diagram sebagai berikut ini :


Tuntutan para pelaku dalam situasi masalah
Pelaksanaan rencana perubahan
Persetujuan antara penelitian & para pelaku  dalam situasi
Desain riset bersama
Kelompok kecil bertanggung jawab atas lingkaran riset
Perkembangan dari rencana-rencana yang berubah
Berbagai dengan para pelaku dalam situasi masalah
Analisis data bersama
Koleksi data gabungan
Konsolidasi dari belajar
 




















                                              









Penjelasan :
Langkah 1). tuntutan para pelaku dalam situasi masalah: apa yang menjadi permasalahan utama, dilihat dari problem kuasa, relasi struktur sosial, politik, ekonomi dan budaya serta historisitas masalah dari sisi korban dan penguasa. 2). Peneliti dengan pelaku (warga masyarakat) saling membangun konsensus/persetujuan apa yang disebut sebagai masalah. Misalnya, isu kemiskinan, marginalisasi, etc. 3). Ada proses penseleksian sebagai perwakilan dari komunitas warga untuk masuk di dalam tim penelitian bersama peneliti dari luar komunitas


4).membuat disain riset, meliputi latar belakang kasus, merumuskan masalah (dari kasus) yang diteliti secara spesifik, tujuan riset, kerangka teoritik atau konsep yang digunakan, pemilihan metode di dalamnya meliputi jenis, memilih responden, wawancara, batasan, waktu dan lokasi. 5) mengabungkan data antara yang diperoleh peneliti (profesional/luar) dengan peneliti dari warga. 5) melakukan analisis bersama. 6) Berbagai dengan para pelaku dalam situasi masalah; saling melakukan refleksi. 7). Dari proses refleksi itu mungkin ada perubahan sehingga diperlukan upaya untuk konsolidasi 8). Mengamati kembali perkembangan dari rencana yang berubah. 9) menulis proses dan capaian yang terjadi sebagai laporan atau hasil untuk tindakan perubahan atau aksi social



G. Bagaimana Pula Langkah-Langkah Melakukan
Riset Semi Partisipatoris?


Peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut ini:
  1. Melakukan perencanaan penelitian, yakni menentukan topik yang diteliti, merumuskan latar belakang masalah, perumusan masalah,  tujuan dan kegunaan riset, kerangka teori dan metodologi yang digunakan.

  1. Menyusun kegiatan lapangan: seperti kegiatan mengumpulkan data, bertemu atau janjian dengan responden,dll.

  1. Melakukan proses adaptasi (waktu, kebiasaan seperti berpakaian,makan, dll) guna membangun proses empati seraya melakukan observasi terhadap kelompok sasaran (kasus yang diteliti) atau responden. Proses beradaptasi menjadi penting untuk membaca pikiran, perilaku, sikap, ideologi, simbol responden.

  1. Membangun pola komunikasi bersahabat seraya menyampaikan tujuan riset pada kelompok sasaran (responden)

  1. Mencatat seluruh proses observasi dan wawancara seraya melakukan identifikasi dan katagorisasi data-data sejenis.

  1. Melakukan analisis data

  1. Membuat laporan penelitian dan mengkonfermasi ulang pada responden untuk membangun konsensus, khususnya menyangkut kesimpulan dan rekomendasi penelitian.






H. Beberapa Hal Teknis Dalam Melakukan Penelitian


·   Tips Melakukan Observasi
  1. Gunakan pancaidera ada semaksimalkan mungkin, khususnya  untuk melihat dan mendengar peristiwa yang sedang anda amati
  2. Konsentrasikan amatan anda dalam melihat pola, kebiasaan dan gaya aktor sosial yang sedang anda observasi (teliti)
  3. Usahakanlah menyatu (beradaptasi) dengan situasi lingkungan dan aktor sosial yang sedang anda teliti.
  4. Hindari sikap atau tindakan yang dapat membuat (kelompok) sasaran yang diteliti curiga dan merasa terganggu dengan kehadiran anda
  5. Segera catat/tulis peristiwa penting yang sedang anda amati guna menghindari pengerosian ingatan atas peristiwa
   

·   Tips Memilih Responden/Informan :
  1. Enkulturasi penuh : menemukan informan yang tahu dengan budayanya sendiri dengan baik, atau permasalahan komunitasnya dengan baik
  2. Keterlibatan secara langsung: teerlibat dengan peristiwa, posisinya sebagai sumber pertama.
  3. Memiliki waktu untuk diwawancarai
  4. Mampu mengartikulasikan pengalaman, pengamatan dan peristiwa yang dialaminya.
  5. Hindari informan yang suka merayu peneliti untuk tujuan yang negatif



·   Tips Melakukan Wawancara :
  1. Sapaan; perlu menyapa responden dengan sejuk, ramah dan penuh keakraban
  2. Tidak ada tujuan eksplisit. Jangan menyampaikan apa yang hendak diinginkan atas responden, guna menghindari adanya komunikasi yang kaku.
  3. Menghindari pengulangan. Jangan ada kalimat yang diulang-ulang sampai membuat bosan responden
  4. Mengajukan pertanyaan. Ajukan pertanyaan mulai dari kisah pribadi informan, pekerjaan yang dilakukan, pengalaman, dll.(Alangkah lebih baik sebelumnya menyiapkan interview guide)
  5. Menunjukkan minat. Tunjukkan bahwa anda menaruh minat atas masalah yang ditanyakan (diteliti)

  1. Menunjukkan ketidaktahuan: Jangan sok tahu, atau menggurui yang membuat responden males atau enggan bercerita banyak. Memancing dan berpura-pura tidak tahu dapat membuat responden care dan bercerita banyak
  2. Bergiliran: jangan memotong penjelasan responden.kalau berkelompok aturlah waktu berbicara agar tidak rebutan untuk berbicara.

  1. Penyingkatan: Gunakan kalimat yang singkat, padat dan tidak bertele-tele
  2. Waktu sela. Cari waktu yang luang bagi untuk diwawancarai. Jangan menggunakan waktu kesibukan responden. Kalau perlu atur janji untuk bertemu.
  3. Penutupan: akhir wawancara atau percakapan perlu ditutup dengan dengan bahasa penuh persahabatan, dan keakraban.



·   Tips Membuat Laporan
  1. Jangan menunda untuk menulis hasil wawancara lebih dari sehari
  2. Tulislah hasil observasi tanpa menunda waktu karena bila ditunda peristiwa yang diamati akan dapat bergeser konteks, makna sehingga membuat peneliti kehilangan konsentrasi
  3. Klasifikasikan dan kategorikan data-data yang terkumpul sejenis, lihat mana saja wawancara yang kurang tajam hasilnya sehingga perlu ditanyakan lagi.
  4. Deskripsikan data yang terkumpul tanpa analisis terlebih dahulu.
  5. Analisis data dilakukan dengan mendealektikan antara hasil observasi, wawancara, pendapat pakar atau refrensi teoritis. Proses itu diurai  secara tajam sehingga peristiwa yang tak terungkap atau tersembunyi diangkat kepermukaan. Bahkan dari itu pula dapat membangun perspektif baru bila memungkinkan.



























I. Belajar Kasus (Studi Kasus)

Riset kasus ini menggunakan pendekatan semi partisipatoris. Peserta akan dibagi ke dalam 6 kelompok. Setiap kelompok berjumlah 6 orang. Masing-masing kelompok akan meneliti topik 1) pasar tradisional, 2) pasar gelap (maling), 3) pasar modern.  


 Kategori Perbandingan
Pasar Tradisional
Pasar Modern
Prakarsa
Komunitas warga
Investor (pasar)
Konsumen
Kelas menengah ke bawah
Kelas menengah ke atas (the have)
Jaringan Barang dan Jasa
Petani langsung dan pengepul dari masyarakat sendiri
Rente
Perputaran Modal dan Keuntungan
Di dalam komunitas warga
Di lingkaran kaum the have atau global capitalism
Pencitraan Simbolik
Menekankan substansi, tanpa perlu iklan
Promosi iklan
Kenyamanan
Berdesakan, AC alami
Longgar, AC elektronik
Keamanan
Tidak terkontrol
Terkontrol
Harga
Fleksibel
Konstan/stabil
Nilai Belanja
Partai kecil
Partai besar
Relasi penjual dan Pembeli
Personal (kultural)
Impersonal
Pemerintah
Pajak kecil
Pajak Besar

Pengidentifikasi Daftar Responden :
A. Pasar Tradisional dan Pasar Maling :
  1. Pedagang (minimal 2 orang)
  2. Suplayer barang (minimal 2 orang)
  3. Konsumen (2)
  4. Kepala pasar
  5. Keamanan pasar (formal dan informal)
  6. Bank Pasar
  7. Rentenir

B. Pasar Modern
  1. Manajer personalia Mall
  2. Pedagang (penyewa conter)
  3. Penjaga conter barang
  4. Konsumen
  5. Kimpraswil DIY Yogyakarta
  6. Dispenda

J. Bagaimana Membuat Format Laporan?


Bab I  : Pendahuluan
  1. Latar Belakang
 (mengurai konteks masalah, kecenderungan yang terjadi, relasi-relasi antar struktur politik, ekonomi, budaya dan dimensi kesejarahan/sosio historis, relasi antar aktor, siapa yang diuntungkan dan dirugikan, dengan cara seperti apakah diuntungkan dan dirugikan, legitimasi yang digunakan, dll).

  1. Rumusan Masalah
(Pertanyaan yang diajukan sebagai pokok masalah yang hendak diteliti). Umumnya mempertanyakan antara dassollen dan dassain.

  1. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
(tujuan yang hendak dicapai dan nilai guna riset bagi masyarakat).

  1. Kerangka Teori
(Teori atau konsep kunci yang digunakan dalam menganalisis masalah, biasanya hal ini sangat terkait dengan rumusan masalah yang diteliti. Kerangka teori berguna untuk melihat dan mengurai masalah melalui perspektif yang jelas. Mengurai dan menganilisis masalah akan lebih mudah bila kerangka teori atau perspektifnya jelas. Satu masalah dapat saja menghasilkan beragam tafsir atau kesimpulan, tergantung dari perspektif/teori/pendekatan yang digunakan. Misalnya, fenomenan naik haji antara pendekatan ekonomi politik dapat dengan cultural religius syestem akan menghasilkan uraian dan kesimpulan yang berbeda.

  1. Metodologi
(mengurai cara kita dalam menjawab rumusan masalah, apakah dengan cara menggunakan jenis metode kualitatif atau kwantitatif, bagaimana teknik pengumpulan data dilakukan, seperti apakah ruang lingkup dan gambaran lokasi penelitian)

Bab II : Profil & Problematika Kasus
            Mendeskripsikan (temuan) data dari hasil observasi dan  wawancara dengan responden dengan memilahnya ke dalam isu-isu strategis, seperti : kebijakan pemerintah, premanisme, keadilan ekonomi, hak-hak pedagang dan konsumen, gender, rente ekonomi, kapasitas antar pelaku usaha, dll.

Bab III : Analisis Kasus
             Mendealektikakan antara temuan lapangan dengan kerangka konseptual
             berdasarkan isu-isu strategis di bab II.

Bab IV. Kesimpulan dan Rekomendasi
            Rekomendasi penelitian dirumuskan oleh peneliti setelah sebelumnya melakukan     konfirmasi dengan responden.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar